prehistoric.me

Lupa terus: eslint disable no-console

console.log('something'); //eslint-disable-line no-console

//eslint-disable-next-line no-console
console.log('something');

/* eslint-disable no-debugger */
debugger;
/* eslint-enable no-debugger */

Akan diupdate dengan cheatsheet serupa, kalau pas ingat ada yang sering terlupa.


2022

Januari mengeras di tembok itu juga, lalu Desember..
– Sapardi Djoko Damono, Buat Ning

Mengutip blog yang ditulis pada akhir 2019, ini postingan wajib akhir tahun yang dilengkapi dengan kutipan klise.

Sepanjang 2020, kemudian sampai 2021 dan 2022, dunia banyak berubah. Sementara itu saya sendiri tidak banyak melakukan aktivitas yang bisa diceritakan, tidak seperti 2019 yang begitu meriah. Meski begitu saya tetap bersyukur masih sehat dan punya beberapa pencapaian. Saya cuma berharap di tahun-tahun mendatang selalu sehat dan segala urusan dimudahkan.


Pindahan Lagi

Saya memindahkan lagi server blog ini, sekarang dipublikasikan dari fitur Files dan Websites di layanan email Fastmail. Cara menulisnya masih sama, dengan SSG yang sama. Web kemudian diupdate dengan mengupload file baru dan file yang berubah karena postingan baru (hanya index.html dan file XML untuk RSS feed). Menguploadnya dengan cara drag-and-drop dari file manager lokal ke Files di fastmail. Ternyata mempublikasikan web dengan gaya geocities masih terasa oke.


Membuat Diagram dengan Kroki, Vim, dan Browser

Sequence Diagram

Kadang saya perlu membuat diagram seperti flowchart atau sequence diagram. Dalam membuatnya saya terbiasa menggunakan sintaks PlantUML. Ada beberapa perangkat yang bisa dipakai untuk menulis kode diagram dan melihat tampilan digramnya secara instan, misal dengan menggunakan website plantuml.com atau dengan fasitilitas edit code dari draw.io. Buat saya, semua perangkat tersebut memiliki kelemahan yang sama, yaitu editornya bukan vi(m). Singkatnya, yang saya inginkan adalah mengetikan sintaks diagram dari editor vim (atau editor apapun yang punya keymap seperti vim), dan bisa melihat hasilnya secara (hampir) realtime.

Setelah bereksperimen beberapa kali, saya pun membuat work-flow yang sampai sekarang paling mudah dan praktis untuk menulis diagram.

Lanjutkan membaca →


Membaca Data dari Google Sheet dan Mengubahnya Menjadi JSON

Saya membuat script untuk membaca berkas spreadsheet di Google Sheet, misalnya seperti ini:

Google Sheet Document

Script tersebut kemudian akan menghasilkan data JSON seperti berikut ini:

[
  { "nama": "Soekarno", "tahun_mulai": "1945", "tahun_udahan": "1967" },
  { "nama": "Suharto", "tahun_mulai": "1967", "tahun_udahan": "1998" },
  { "nama": "Habibi", "tahun_mulai": "1998", "tahun_udahan": "1999" },
  { "nama": "Megawati", "tahun_mulai": "1999", "tahun_udahan": "2004" },
  { "nama": "SBY", "tahun_mulai": "2004", "tahun_udahan": "2014" },
  { "nama": "Jokowi", "tahun_mulai": "2014", "tahun_udahan": "masih njabat" }
]

Aturannya, data JSON yang dihasilkan berupa array object, dengan baris pertama pada spreadsheet sebagai key/attribute object, kemudian baris ke-2 dan seterusnya menampung nilai tiap attribut.

Lanjutkan membaca →


Halaman depan / Semua Tulisan / Perihal / Blogroll